Posted by : Unknown
Wednesday, March 1, 2017
TOKOH-TOKOH TASAWUF AKHLAQI
1. Hasan Al-Bashri (21 – 110 H)
a. Biografi Singkat
Hasan Al-Bashri, yang nama lengkapnya Abu Sa’in Al-Hasan bin Yasar, adalah
seorang zahid yang amat masyhur di kalangan tabiin. Ia dilahirkan di Madinah
pada tahun 21 H. (632 M.) dan wafat pada hari Kamis bulan Rajab tanggal 10
tahun 110 H (728 M). Ia dilahirkan dua malam sebelum Khalifah Umar bin Khathtab
wafat. Ia dikabarkan bertemu dengan 70 orang sahabat yang turut menyaksikan
peperangan Badr dan 300 sahabat lainnya.
b. Ajaran-ajaran Tasawuf
Hamka mengemukakan sebagian ajaran-ajaran tasawuf Hasan Al-Bashri berikut ini:
- Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik daripada rasa tenteram yang menimbulkan perasaan takut.
- Dunia adalah negeri tempat beramal. Barang siapa bertemu dunia dengan perasaan benci dan zuhud, ia akan berbahagia dan memperoleh faedah darinya. Namun, barang siapa bertemu dunia dengan perasaan rindu dan hatinya tertambat dengan duni, ia akan sengsara dan akan berhadapan dengan penderitaan yang tidak dapat ditanggungnya.
- Tafakur membawa kita pada kebaikan dan berusaha mengerjakannya. Menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita untuk tidak mengulanginya lagi. Sesuatu yang fana’ – betapapun banyaknya – tidak akan menyamai sesuatu yang baqa’ – betapa pun sedikitnya. Waspadalah terhadap negeri yang cepat datang dan pergi serta penuh tipuan.
2. Al-Muhasibi (165-243 H)
a. Biografi Singkat
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Bashri Al-Baghdadi
Al-Muhasibi. Tokoh sufi ini lebih dikenal dengan sebutan Al-Muhasibi. Ia
dilahirkan di Bashrah, Irak, tahun 165 H/781 M. dan meninggal di negara yang
sama pada tahun 243 H/857 M. Ia adalah sufi dan ulama besar yang menguasai
beberapa bidang ilmu seperti tasawuf, hadits, dan fiqh. Ia merupakan figur sufi
yang dikenal senantiasa menjaga dan mawas diri terhadap perbuatan dosa. Ia juga
sering kali mengintropeksi diri menurut amal yang dilakukannya. Ia merupakan
guru bagi kebanyakan ulama Baghdad. Orang yang paling banyak menimba ilmu darinya
dan dipandang sebagai muridnya paling dekat dengannya adalah Al-Junaid
Al-Baghdadi (w. 298 H.) yang kemudian menjadi seorang sufi dan ulama besar
Baghdad.
b. Ajaran-Ajaran Tasawuf
- Makrifat dan Khauf dan Raja’. Dalam pandangan Al-Muhasibi, khauf (rasa takut) dan raja’ (pengharapan) menempati posisi peneting dalam perjalanan seseorang membersihkan jiwa. Ia terkesan mengaitkan kedua sifat itu dengan etika-etika keagamaan lainnya, yakni, ketika disifati dengan dua sifat di atas, seseorang secara bersamaan disifatipula dengan sifat-sifat lainnya. Pangkal wara’, menurutnya, adalah ketakwaan ; Pangkal ketakwaan adalah intropeksi diri (muhasabat an-nafs; Pangkal intropeksi diri adalah khauf dan raja’; Pangkal khauf dan raja’ adalah pengetahuan tentang janji dan ancaman Allah; sedangkan pangkal pengetahuan tentang keduanya adalah perenungan.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam
surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada
mereka oleh tuhan mereka, sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah
orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan
di akhir-akhir malam, mereka memohon ampun (kepada Allah).”
(Q.S. Adz-Dzariyyat: 15 – 18)
3. Al-Qusyairi (376-465 H)
a. Biografi Singkat
Al-Qusyairi adalah salah seorang tokoh sufi utama dari abad kelima Hijriyah.
Kedudukannya demikian penting mengingat karya-karynya tentang para sufi dan
tasawuf aliran sunni pada abad ketiga dan keempat Hijriyah, membuat
terpeliharanya pendapat dan khazanah tasawuf pada masa itu, baik dari segi
teoretis maupun praktis.
b. Ajaran-Ajaran Tasawuf
- · Mengembalikan Tasawuf ke Landasan Ahlusunnah
- · Kesehatan Batin
- · Penyimpangan Para sufi
4. Al-Ghazali (450 – 505 H)
a. Biografi Singkat
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us
Ath-Thusi Asy-Syafi’i Al-Ghazali. Secara singkat dipanggil Al-Ghazali atau Abu
Hamid Al-Ghazali. Ia dipanggil Al-Ghazali karena dilahirkan di kampung Ghazlah,
suatu kota di Khurasan, Iran, pada tahun 450 H./1058 M, tiga tahun setelah kaum
Saljuk mengambil alih kekuasaan di Baghdad.
b. Ajaran Tasawuf Al-Ghazali
Di dalam tasawufnya, Al-Ghazali memilih tasawuf Sunni yang berdasarkan
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi ditambah dengan doktrin Ahlusunnah wal Jama’ah. Dari
paham tasawufnya itu, ia menjauhkan semua kecenderungan gnostis yang
memengaruhi para filosof Islam, sekte Isma’iliyyah,m aliran Syi’ah, Ikhwan
Ash-Shafa, dan lain-lainnya.
- Makrifat
- As-Sa’dah
Baca Juga : Pengertian Tasawuf Akhlaqi