Posted by : Unknown Friday, February 10, 2017

KH As'ad Syamsul Arifin, Ulama yang Bergerilya Usir Penjajah

KH Asad Syamsul Arifin, Ulama yang Bergerilya Usir PenjajahFoto: KH As'ad Syamsul Arifin 
Jakarta - KH As'ad Syamsul Arifin dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi pada tahun 2016 ini. KH As'ad adalah seorang ulama yang turut bergerilya mengusir penjajah.

KH As'ad yang lahir di Makkah pada 1897 masih keturunan Wali Songo dan termasuk tokoh pelopor berdirinya Nahdlatul Ulama. KH As'ad masih keturunan Sunan Ampel dari ayahandanya Raden Ibrahim (KH Syamsul Arifin) dan masih keturunan Sunan Kudus dari ibundanya, Siti Maimunah, demikian menurut Wikipedia.

KH As'ad dilahirkan dekat Masjidil Haram kala kedua orangtuanya menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu keislaman. Masa kecilnya kemudian dihabiskan di Pamekasan, Madura dan tinggal di Pondok Pesantren Kembang Kuning, Pamekasan. Setelah itu KH As'ad diajak ayahandanya pindah ke Asembagus-Situbondo, Jawa Timur dan saat remaja kembali lagi ke Pondok Pesantren Banyuanyar, Pamekasan untuk belajar.

Dia memperdalam ilmu agamanya di Madrasah Shalatiyah di Makkah dengan ulama-ulama yang berasal dari Melayu maupun dari Timur Tengah. Ayahanda KH As'ad, KH Syamsul Arifin, sudah membabat alas ke Situbondo dan mendirikan pondok pesantren di Dusun Sukorejo tahun 1908. Pasca KH Syamsul Arifin mangkat tahun 1951, KH As'ad lah yang meneruskan pondok pesantren yang akhirnya dikenal dengan nama Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah. Di bawah kepemimpinan KH As'ad, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah berkembang dengan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah dan sekolah umum seperti SMP, SMA, dan SMEA.

Tak hanya sebagai ulama yang menyebarkan ilmu agama dan memimpin pesantren, KH As'ad juga turun gunung bergerilya berjuang mengusir penjajah Jepang dari Jember. Di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Sumberwringin, Sukowono yang menjadi markas utamanya, KH As'ad menyusun strategi dan melancarkan serangan untuk melumpuhkan penjajah, demikian seperti dikutip dari situs NU.

Dia memimpin para pejuang lain menyerang serdadu Jepang di Garahan, Kecamatan Silo, dengan bergerilya dari Sumberwringin menyusuri jalan puluhan kilometer, naik turun lembah, menembus hutan belantara dan menyeberang sungai. Gerakannya tercium musuh dan dicegat serdadu Jepang di Sungai Kramat.

Pasukan yang dipimpin KH As'ad berkonfrontasi dan bisa mengatasi, sehingga para serdadu Jepang lari tunggang langgang ke tengah hutan. Gerakan pasukan KH As'ad membuat serdadu Jepang ciut nyali dan akhirnya berhasil diusir tanpa peperangan di Garahan.

KH As'ad adalah penyampai pesan KH Kholil Bangkalan untuk KH Hasyim Asy'ari, yang merupakan cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama. Sampai akhir hayatnya pada 4 Agustus 1990, KH As'ad menjabat sebagai Dewan Penasihat PB NU.
(nwk/erd)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Fauzan Khan - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -