By : Emha 'Ainun Najib

Memang bukan saridin namanya jika tidak gila, dan bukan gilanya saridin kalau definisinya sama dengan definisi anda tentang gila. Wong sama saya saja saridin sering bertengkar soal mana yang gila mana yang tidak kok. Padahal saya juga agak gila. Apalagi sama anda. Anda kan jelas-jelas waras.
Misalnya di jaman Demak bagian akhir-akhir itu saya menyatakan bersyukur bahwa dakwah para wali semakin produktif. Sunan Ampel yang berfungsi sebagai semacam Ketua MPR, sunan Kudus sebagai Menko Kesra, Sunan Bonang sebagai Pangab, atau Sunan Kalijaga sebagai Mendikbud, benar-benar menjalankan management sejarah dan strategi sosialisasi nilai dengan metode-metode yang canggih dan efektif.
Bukan hanya komunitas-komunitas Islam semakin menyebar dan meluas, tapi juga mutu kedalaman orang beribadah semakin menggembirakan. Tapi saridin menertawakan saya. Dan bagi saya sangat menyakitkan karena tertawanya dilambari aji-aji kedigdayaan bathin, begitu suara tertawanya lolos dari terowongan tenggorokan saridin, pepohonan bergetar-getar, burung-burung berterbangan menjauh, awan-awan dan mega melarikan  diri sehingga matahari gemetar tertinggal sendirian di langit .
"Jangan sok kamu Din..!" Saya berteriak
Saridin menghentikan tertawanya. Ia menjawab, "Bersyukur yah bersyukur, tapi kalau saya, juga berprihatin."
"Kenapa.?." Tanya saya
"Diantara orang-orang yang beribadah kepada Tuhan itu banyak yang Majnun..!!"
"Gila..??"
"Ya, Majnun artinya gila, Majnun.!!"
"Majnun gimana..??"
"Pengertian kita tentang junun atau kegilaan tampaknya berbeda. Bagi saya gitu itu gila, tapi bagi kamu itu tidak."
"Gitu itu gimana yang kamu maksud?"
"Orang berdiri khusyuk bersedekap. Matanya konsentrasi ke kiblat. Mulutnya mengucapkan hanya kepada-Mu aku menyembah, dan hanya kepada-Mu aku meminta pertolongan..." Tiba-tiba tertawanya meledak lagi, sehingga tanah yang saya pijak berguncang, padahal tidak demikian. Orang tidak hanya kepada Tuhan menyembah. Wong jelas tiap hari dia menyembah para priyayi, para priyagung, para tumenggung atau para Adipati. Minta tolongnya juga tidak kepada Tuhan. Ia banyak bergantung pada atasannya dibandingkan kepada Tuhannya. Meskipun dia tidak menyatakan, tapi terbukti jelas dalam perilaku dia bahwa yang nomor satu bagi hidupnya bukan Tuhan, melainkan penguasa-penguasa lokal dalam hidupnya. Entah penguasa politik, atau penguasa ekonomi. Itu namanya Majnun. Tuhan kok dibohongi. Dan caranya membohongi Tuhan dengan kekhusyukan lagi! Kalau otaknya sehat, hal begitu tak terjadi. Hanya otak gila saja yang memungkinkan hal itu terjadi."
Saya melengos, "Ah ini terlalu idealis. Normal dong kalau manusia punya kelemahan yang demikian. Mana ada manusia yang sempurna. Orang kan boleh berproses. Orang berhak belajar secara bertahap. Pengabdiannya terhadap Tuhan diolah dari belum utuh pada akhirnya. Konsistensi seseorang atas kata-kata yang diucapkannya kan bertahap, tidak langsung bisa seratus persen!"
Kesal betul saya.
Tiba-tiba tertawanya meletus lagi, sehingga saya terjengkang lima Depa ke belakang. "Lho ini masalah simpel, kalau bilang jagung yah jagung, kalau kedelai yah kedelai. Kalau itu yah itu. Kalau tidak itu yah tidak. Gampang saja kan.? Kalau seorang imam terlanjur mengungkapkan statement kepada Tuhan "hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan" maka ia harus bertanggung jawab atas kata kami di situ. Artinya, pertama, ia terlanjur berjanji kepada Tuhan. Kedua ia harus bertanggung jawab sebagai imam, sebagai pemimpin. Seorang imam harus tahu persis dan mengolah tanggung jawab kolektif atas seluruh persoalan jamaahnya. Tidak hanya imam dan takwanya, tapi juga segala masalah kesehariannya, sampai soal nasi dan problem-problem sosialnya.."

Baca Juga : Demokrasi tolol versi Saridin

Sekarang giliran saya yang tertawa. Saya mendatangi Saridin dan berbisik di telinganya, "Din, jangan terlalu serius dong. Dialognya yang santai saja.!"
"Lho," Saridin terhenyak, "justru karena ini saya pilihkan tema tema lawakan. Gimana sih ente ini. Saya yang omongkan inikan orang-orang yang melawak kepada Tuhan. Orang-orang yang menyatakan sesuatu tapi tidak sungguh-sungguh. Orang yang ndangel di hadapan Tuhan, karena dipikirnya Tuhan itu butuh dagelan dan disangkanya para malaikat bisa tertawa."
Saya jadi agak takut-takut. "Din, Saridin, kamu jangan begitu ah. Jangan omong yang enggak-enggak. Kalau sama Tuhan yang serius dong!"
"Justru saya sangat serius kepada Tuhan , sehingga saya ceritakan mengenai orang-orang yang melawak dihadapan-Nya..!!"
"Orang beribadah ko melawak.!" Saya membantah lagi.
"Lho gimana sih," ia menjawab, "orang tiap hari bersembahyang dan mengajukan permintaan kepada Tuhan 'Ya Allah anugerah ilahi aku jalan yang lurus !' dan Tuhan sudah menganugerahkan apa yang orang minta. Orang itu tidak pernah memakainya, tapi tiap hari ia memintanya lagi kepada Tuhan. Kalau saya jadi Tuhan, pasti kesal dong.."
"Husysysysy !!!" Saya membentak.
"Husysysysy bagaimana !"
"Emangnya kamu Tuhan?"
"Siapa bilang saya Tuhan? Majnun kamu!"
"Emangnya Tuhan bisa kesel??"
"Maha suci Allah dari kekesalan, tapi apakah karena Tuhan mustahil kesal maka menjadi alasan hamba-hamba-Nya untuk berbuat semaunya, untuk mendustai Dia, untuk berbuat gila?"
"Wong gitu saja kok gila tho Din !"
"Lho orang sudah disuguhi kopi, tidak diminum, lah kok minta kopi lagi, saya suguhi kopi lagi, lagi, lagi, lagi, sampe meja penuh sesak dengan gelas-gelas kopi, tapi lantas tidak diminum lagi, tapi diminta lagi dan lagi, gila namanya kan?"
"Ah, yah bukan gila, paling-paling yah munafik namanya."
"Yah gila dong, Majnun. Orang yang punya logika, tapi berprilaku tidak logis, itu penyakit Junun namanya. Orang yang tidak menggunakan pengertian mengenai konteks, proporsi dan lokasi-lokasi persoalan, itu virus Junun yang menyebabkannya. Orang bilang keadilan sosial, tapi kerjanya tiap hari menata ketimpangan , itu Majnun. Orang bilang semua perjuangan itu untuk rakyat, padahal prakteknya tidak, itu namanya virus Junun lebih parah dari HIV.."
Akhirnya saya kesal dan saya tinggalkan si Majnun ini !

Humor Cak Nun : Majnun Versi Saridin

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : , ,


Saridin bukan tidak sadar dan bukan tanpa perhitungan kenapa dia memilih nyantri ke pondoknya Sunan Kudus. Saridin itu tipe seorang murid yang cerdas dan mengerti apa yang dilakukannya.
Harap dimengerti murid itu bukan padanan kata dari siswa atau student, sebagaimana manusia zaman modern memaknainya secara tolol. Memang manusia dalam kebudayaan dan peradaban modern kerjanya slalu melawak. Mereka lucu, dan bahkan sangat lucu karena mereka sendiri tidak sadar bahwa mereka lucu.
Coba lihat saja, di duhia modern ada namanya universitas, wah gagahnya bukan main lembaga pendidikan tertinggi ini. Penuh gengsi dan keangkuhan. Kalau sudah lulus darinya, orang disebut 'sarjana'.
Padahal sesungguhnya, saridin membuktikan sendiri bahwa para pelaku lembaga pendidikan dunia modern ini ndangel atawa ngelawak. Mereka pura-pura bikin universitas dengan pemahaman bahwa yang diproduksi adalah manusia universal.
Padahal nanti para sarjana keluaran universitas itu kualitas dan cakrawala pandangannya tak lebih dari manusia fakultatif. Anak didik yang usianya sudah dewasa ini tetap saja kanak-kanak sampai tua, karena sudah bertahun-tahun di universitas masih saja terbuntu pada kualitas fakultatif atau bahkan jurusan.
Apa begitu namanya, kata Saridin, kalau bukan ndangel. Kalau remaja-remaja itu berangkat ke universitas, ngakunya pergi kuliah. Istilah itu dari bahasa Arab: Kulliyah. Artinya, suatu keberangkatan intelektual, mental, spritual dan moral menuju taraf kosmopolitalisme.
Segi lawakannya menurut saridin terletak pada kenyataan bahwa sebenarnya mereka bukan berangkat kuliah, melainkan berangkat juz'iyyah. Yah yang diterangkan di atas tadi 'juz'iyyah' itu artinya berangkat memahami sesuatu secara sektoral, secara fakultatif dan parsial.
Seandainya mereka bukan pelawak, tentu setiap keberangkatan juz'iyyah akan selalu pada akhirnya diorientasikan atau dikembalikan lagi ke spektrum Kulliyah atau universitas. Tapi karena tradisi demikian tidak menjadi habitat utama budaya pendidikan manysia modern, maka hasilnya adalah kesempitan.

Kalau pembicaraan kita sampai pada soal 'dasi' atau 'sepatu', yang merupakan ciri-ciri teroenting dari eksistensi manusia modern, lebih terasa lagi lawakanya. Kalau sudah mengingat itu, saridin tersengguk-sengguk karena tawa dan tangisnya menjadi satu keluar dari mulut matanya.
Dasi itu menurut pemahaman saridin adalah benda yang benar benar tidak bisa dipahami apa kegunaannya, kecuali untuk siap-siap kalau sewaktu-waktu pemakainya ingin kendat atau bunuh diri dengan cara menggantung diri atau menjerat leher.
Kebudayaan manusia modern selalu menjelaskan dasi dalam konteks sopan santun, kepribadian kelas menengah, simbol gengsi dan lain sebagainya.  Itu semua pada penglihatan saridin benar-benar abstrak. Bagaimana mungkin kepribadian dikaitkan atau apalagi ditentukan oleh seutas kain yang diikatkan mengelilingi leher.
Benar-benar sangat lucu,. Saridin sendiri khawatir Tuhan bisa geleng-geleng kepala karena kelucuan dasi ini tingkatnya benar-benar rendah. Kepribadian itu masalah software, soal batin, mutu nilai yang rohaniyah sifatnya. Kok dilawakkan melalui seutas dasi. Alangkah tidak bermutunya lawakan manusia modern.

Apalagi masalah sepatu. "Pakailah sepatu" menirukan seseorang yang pernah didengarnya di abad 20, "agar kakimu terhindar dari duri dan kerikil tajam".
Padahal para pemakai sepatu justru cenderung menolak untuk berjalan di jalanan. Mereka justru lebih sering melangkahkan kaki di lantai yang beralaskan karpet tebal dan empuk.
Lantas seseorang melanjutkan, " tapi srbelum pakai sepatu, pakailah dulu kaos kaki, untuk melindungi kakimu dari sepatu agar tidak melicet."
Di sinilah menurut study saridin, puncak lawakanya. Orang yang disuruh pakai sepatu dan kaos kaki pasti kebingungan, "jadi sebenarnya sepatu ini melindungi kaki ataukah mengancam kaki, sehingga kaki harus dilapisi dengan kaos kaki?"
Oleh karena itu, sejak abad 16 saridin sudah sadar untuk tak mau diranjau oleh kebodohan yang canggih atau kepandaian yang ndangel versi kebudayaan modern. Maka ia mateg ati menjadi murid.
'Murid' itu kata subyek yang berasal dari kata kerja arada, yaridu,muridan. Artinya: seseorang yang berkehendak. Ingat kata iradat Tuhan? Artinya kehendak Tuhan.
Saridin menjadi muridnya Sunan Kudus karena ia sendiri yang berkehendak untuk itu. Juga ia sendiri yang berkehendak, atau menjadi subyek yang menghendaki segala macam yang menyangkut ilmu dan pengalaman hidup yang akan dialaminya dari sang Sunan.
Dengan kata lain sesungguhnya saridin sendiri yang menyusun kurikulum kesantriannya. Itu namanya murid. Kalau seseorang datang ke pesantren atau ke sekolah lantas pasrah bongkokan dan mulutnya mengangga melulu menunggu apasaja terapan kurikulum yang telah disediakan, itu namanya murad. Artinya orang yang kehendaki.
Memang sih pesantrenya Sunan Kudus sudah memiliki kurikulum, sistem pendidikan dengan metode pengajaran tersendiri, tetapi itu sekedar bahan dan masukan bagi saridin. Si saridin sendiri yang kemudian mengatur dan menguasai kurikulum itu didalam dirinya sendiri.
Jadi hakekatnya pesantren saridin terletak di dalam otaknya sendiri.  Universitas saridin berlangsung didalam metode dan proses belajar atau kaifiyah intelektual-spritual saridin sendiri. Itulah sebabnya ia sungguh-sungguh seorang murid.

Menurut pandangan saridin, sikap menjadi murid adalah perwujudan demokrasi pendidikan. Kalau ia hanya murad, berarti ia menyediakan diri untuk di tindas.
Tapi jangan lupa pengetahuan tentang demokrasi itu pasti saridin ambil dari dunia modern juga. Jadi jangan seratus persen percaya kalau saridin begitu mbagusi ketika menertawakan kebudayaan modern. Sebab sesungguhnya ia juga banyak belajar kepada segala sesuatu mengenai modernitas dan modernisme.
Bahkan ada bulan bulan dimana ia salah menerapkan prinsip demokrasi ketika mengikuti pengajaran dan pendidikan yang diselenggarakan oleh Sunan Kudus.
Ketika sang Sunan meminta saridin membuktikan hafalan Qur'annya, satu juz saja, didepan para santri lainnya, dengan mantap ia menjawab "Sunan, ada hak asasi saya untuk memilih apakah saya perlu menghapalkan Qur'an atau tidak."
Demokrasi, bagi saridin Kala itu adalah bertitik berat pada prinsip hak asasi manusia.

Ketika ia diminta untuk mempraktekkan jurus jalan panjang ketika dilatih silat, saridin juga menjawab: "saya sendiri lah yang berwenang mempraktekkan jurus itu sekarang. Tidak seorang pun dapat memaksa saya..."
Tapi sebelum selesai kalimatnya, Sunan Kudus mendadak menghampirinya dan menyerbunya dengan berbagai jurus. Saridin kepontal-pontal, pontang-panting, terjatuh-jatuh, terluka dan keseleo.
"Kalau kamu tidak sanggup menjadi pendekar, jangan bersembunyi di balik kata demokrasi!" Kata Sunan Kudus sambil mencengkram leher saridin yang terengah-engah.

Demokrasi tolol versi Saridin

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : , , ,

Syekh Siti Jenar atau Syekh Datuk Abdul Jalil atau dengan sebutan Syekh Lemah Abang, dikenal sebagai Wali yang penuh kontroversi, ajaran-ajarannya banyak yang mengaggap sesat padahal jika dilihat dari kacamata bathin beliau tidaklah sesat atau menyimpang hanya saja cara menyampaikannya yang kurang tepat.
Tidak seharusnya orang awam memakan buah dari kema'rifatan karna hal itu mengandung rahasia Ketuhanan (rububiyyah).
Terlepas dari berbagai kontroversi sang Wali, ada beberapa secarik puisi yang dipersembahkan teruntuk beliau. Berikut diantaranya :

Sebuah cinta didalam puisi
Mengingatkanku kepada penciptaan kali pertama
Ketika ia sendirian mereka-reka sunyi
Belumlah ada nama-nama

Sebuah cinta didalam puisi
Mengingatkanku kepada mimpi indah kali pertama
Ketika aku sendirian mereka-reka arti
Belumlah ada makna-makna

Sebuah cinta didalam puisi
Mengingatkanku kepada mata air bengawan
Ketika ia menggemericik dari puncak pegunungan
Sesampainya di muara menjelma menjadi

Banjir bandang yang
Menenggelamkan aku
Ke dalam samudra makrifat cinta
Sekaligus hujatan sepanjang usia

Sajak Syekh Siti Jenar

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : , ,



“Cobaan anugrah tidak kalah hebat dari musibah. Zaman serba mudah,insting bersyukur kalah dengan watak kufur.
Matrealistik dikedepankan. Cinta dunia berlebih, hedonis, hingga prilaku korup.
 Hadirnya jiwa-jiwa tercerahkan melalui tarbiyah ruhhiyah dibutuhkan untuk menjadi obor ditengah kehidupan dunia yang terang namun sejatinya pekat ini”
( KH. Zuhrul Anam Hisyam)

Ulama Syuriah, Syekh Badruddin Al Husaini Kediamannya tidak jauh dari lokalisasi (pusat prostitusi). Suatu saat, Syekh badruddin memerintahkan seseorang untuk kirim salam epada para wanita penghibur. Sekaligus minta didoakan supaya khusnul khotimah.

Tarbiyah Ruhiyyah

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : , , ,

Sebagian Tokoh Ulama yang Menjalani laku Thoriqoh


Ulama yang akan disebutkan ini hanyalah sebagian kecil dari banyaknya ulama besar yang ternyata juga menjalani laku Thoriqoh. Sementara dalam literatur umum, nama-nama tersebut ‘hanya’ populer dikenal sebagai ulama, cendekiawan muslim.

  • Syekh Abdul Halim Mahmud, Syaikh Al Azhar, Mesir. Menjadi panutan, fatwa dan pendapatnya menjadi rujukan seluruh rakyat Mesir. Dia menjalani laku Thoriqoh Syadzaliyyah.

  • Syekh Mutawwali Sya’rowi, mufasir tersohor Mesir. Disebut sebagai ‘Mujahid abad 20’. Termasuk pengikut Thoriqoh Balqoidiyyah.

  • Syekh Ilyas Khandahlawi, pendiri Tabligh. Menjadi pelaku empat Thoriqoh : an Naqsabandiyyahh, Qodiriyyah, Syuhrowardiyyah, dan Jistiytah.


  • Hasan Al Bana, Tokoh Muslim Dunia. Pengikut Thoriqoh Hashofiyyah.

  • Buya Sutan Mansur, Tokoh salah satu ormas dan sangat disegani. Ternyata hidupnya adalah kehidupan sufi.



  • Buya Hamka, Salah satu tokoh islam Indonesia yang menulis Buku Tasawuf Modern. Karya tasawufnya menjadi referensi hingga sekarang.   


Ulama Sufi Modern

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : , ,


TOKOH-TOKOH TASAWUF AKHLAQI

1. Hasan Al-Bashri (21 – 110 H)

a. Biografi Singkat

Hasan Al-Bashri, yang nama lengkapnya Abu Sa’in Al-Hasan bin Yasar, adalah seorang zahid yang amat masyhur di kalangan tabiin. Ia dilahirkan di Madinah pada tahun 21 H. (632 M.) dan wafat pada hari Kamis bulan Rajab tanggal 10 tahun 110 H (728 M). Ia dilahirkan dua malam sebelum Khalifah Umar bin Khathtab wafat. Ia dikabarkan bertemu dengan 70 orang sahabat yang turut menyaksikan peperangan Badr dan 300 sahabat lainnya.

Tokoh Sufi Akhlaqi

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : , , ,


Kata “tasawuf” dalam bahasa Arab adalah bisa “membersihkan” atau “saling membersihkan”. Kata “membersihkan” merupakan kata kerja yang membutuhkan objek. Objek tasawuf adalah akhlak manusia.

Kajian Tasawwuf Akhlaqi

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : , , ,

Sumber ajaran Islam dirumuskan dengan jelas dalam percakapan Nabi Muhammad dengan sahabat beliau Mu’az bin Jabal, yakni terdiri dari tiga sumber yaitu al-Qur’an (kitabullah), as-Sunnah (kini dihimpun dalam hadis), dan ra’yu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad.
Ketiga sumber ajaran ini merupakan satu rangkaian kesatuan dengan urutan yang tidak boleh dibalik.

Sumber Ajaran Agama Islam

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : ,


 

Pengertian Orientalis
Sebelum mengetahui tentang kajian para orientalis terhadap hadist. Kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dinamakan orientalis itu sendiri. Apakah orientalis itu? Secara etimologi ‚orientalis‛ berasal dari bahasa Prancis yaitu orient yang berarti timur, jika dipandang dalam aspek geografis maka orient diartikan sebagai dunia timur, kemudian apabila dipandang dalam aspek etnografis berarti bangsa-bangsa timur.[1] Dalam bahasa Inggris ‚orientalis‛ atau orient berasal dari kata oriental yang memiliki arti hal-hal yang bersifat timur, orang timur atau Asia.[2]  Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‚orientalis‛ diartikan sebagai ahli bahasa, kesusasteraan, dan kebudayaan bangsa-bangsa timur.[3]

KAJIAN ORIENTALIS TERHADAP HADIST

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : , ,
PERSPEKTIF KEWALIAN



PERLU ditegaskan bahwa Syeikh Syarif Hidayatullah dan Sunan Gunung Djati merupakan orang yang sama. Dengan kata lain, salah satu nama lain dari Syeikh Syarif Hidayatullah adalah Sunan Gunung Djati. Hal ini perlu ditegaskan untuk menghindari kesamaran dalam tulisan ini, sekalipun hal ini mengabaikan polemik berkepanjangan tentang identitas siapa sebenarnya Syarif Hidayatullah dan Sunan Gunung Djati.

Kewalian Sunan Gunung Jati

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : , ,


MEMBICARAKAN tokoh panutan suatu kelompok masyarakat tertentu, merupakan sesuatu yang tetap menarik, sekaligus menantang. Kian sedikit sumber yang tersedia, akan kian bertambah pula tantangan yang dihadapi. Misalnya saja, benarkah embaran yang tersaji dalam berbagai sumber yang keshahihannya masih perlu disawalakan lebih lanjut.

Arkeologis Kesejarahan dan Kesastraan Sunan Gunung Djati

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : ,
Peran Sunan Gunung Djati dalam Dakwah dan Sosial Budaya


DALAM kosmologi Jawa, seperti halnya banyak kosmologi Asia Tenggara lainnya, menurut van Bruinessen (1999:42), pusat-pusat kosmis, titik temu antara dunia fana dengan alam supranatural, memainkan peranan sentral. Kuburan para leluhur, gunung, gua, dan hutan tertentu serta tempat “angker” lainnya tidak hanya diziarahi sebagai “ibadah” saja tetapi juga dikunjungi untuk mencari ilmu (ngelmu) alias mencari kesaktian dan legitimasi politik. Setelah orang Jawa mulai masuk Islam, Makkah lah yang, tentu saja, dianggap sebagai pusat kosmis utama—selain untuk berziarah, ibadah haji, juga menuntut ilmu agama Islam, meskipun penuh dengan berbagai resiko. Sebetulnya, pada masa itu ada berbagai pusat keilmuan lain yang tidak kalah dibandingkan dengan Mekkah dan Madinah, tetapi orang Asia Tenggara mencarinya di tanah suci ini.

Dakwah Sunan Gunung Jati

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : ,


DALAM  tulisan ini akan dikemukakan suatu analisis historis tentang identitas Sunan Gunung Djati, salah seorang wali dari Wali Sanga, yang menjadi pendiri Kesultanan Cirebon dan Banten, sekaligus penyebar agama Islam di Jawa Barat.

Perjalanan WaliSongo

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : ,
--Maha Siswa Gokil---

Diruang kuliah, seorang dosen senior sedang memarahi mahasiswanya:
Dosen: "menjawab saja tidak becus, eh malah bercanda dan ngobrol seenaknya. Menjawab soal aja juga ga ada yg tahu, jadi percuma aja kuliah ini,Hayo Sekarang yang merasa dungu BERDIRI !!!! " sang dosen membentak. Beberapa menit suasana hening. Tiba-tiba dari bangku belakang seorang mahasiswa berdiri. Dosen: "Jadi kamu yakin betul, kamulah si dungu itu ??? " " Bukan begitu pak, saya cuma tidak tega melihat Bapak berdiri sendiri."

Baca Juga : Humor pilkada dan pilkB

Heboohh Suara Sule mirip Iwan Fals Nyanyi lagu IBU 

<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/ecuZg_2MxlA" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Cerita pendek lucu

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : ,

Satu Jiwa dalam Tubuh Berbeda, Itulah Sahabat !


Periksalah kembali persahabatan yang pernah anda rajut. Apakah masih terbentang disana? Atau anda telah melupakan-nya jauh sebelum ini. Bekerja keras dan meniti jalan karier bukan berarti memisahkan anda dari persahabatan.

Beberapa orang mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu berteman sepi; selalu mengerjakan apapun sendiri. Memang pohon yang menjulang tingi berdiri sendiri. Perlu yang rendah tumbuh bersemak-semak. Demikianlah hidup yang ingin anda jalani? Bukan.

Jangan kacaukan karier dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian dari kehidupan anda. Binalah persahabatan. Anda akan merasakan betapa kayanya hidup anda. berbagi kesedihan pada sahabat, dapat mengurangi kesedihan. Berbagi kebahagiaan pada sahabat, memperkokoh kebahagiaan.

Orang bijak bilang bahwa sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Dan sahabat anda yang terdekat adalah keluarga anda. Barangkali, itulah mengapa bersahabat meringankan beban anda, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan.

Di sana anda belajar menghindari hal-hal yang tidak anda setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang anda sepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan. Sebagaimana kata pepatah, hidup tanpa teman, mati pun sendiri.

Satu Jiwa Sahabat

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : ,

Sejarah Agama Islam Di Dunia

Islam muncul di Semenanjung Arab pada abad 7 Masehi ketika Nabi Muhammad saw mendapat ayat-ayat Allah s.w.t. Setelah kematian Rasullullah s.a.w. Islam berkembang ke Samudra Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Seiring waktu, Muslim dibagi dan ada banyak kerajaan Islam berkembang lainnya.
Namun, munculnya Islam sebagai kerajaan kerajaan Umayyah, Abbasiyah, kerajaan Seljuk / Turki Seljuk, Ottoman Empire, Mughal Empire, India, dan Kesultanan Malaka telah menjadi kerajaan yang kuat. Tempat yang bagus untuk belajar ilmu pengetahuan telah menyadari sebuah peradaban Islam yang agung.Banyak ahli dalam ilmu sains dan sebagainya muncul dari negara-negara Muslim, terutama dizaman emas Islam.
Pada abad ke-18 dan ke-19 Masehi, banyak daerah Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kekaisaran Ottoman runtuh kerajaan Islam terakhir menyembah bumi.

Nabi Muhammad S.A.W

Semenanjung Arab sebelum kedatangan Islam adalah daerah yang sangat terbelakang. Banyak orang Arab yang penyembah berhala dan pengikut lain dari agama Kristen dan Yahudi. Mekkah saat itu adalah tempat suci bagi orang-orang Arab. karena di tempat-tempat ini ada berhala agama mereka dan ada juga Sumur Zamzam, dan yang paling penting adalah Ka’bah.
Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah pada Tahun Gajah adalah pada taggal 12- Rabi’ul Awal atau pada tanggal 21 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad adalah seorang yatim piatu setelah ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal ketika ia berusia 7 tahun
Kemudian ia dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia dibesarkan dengan baik oleh pamannya, Abu Thalib. Nabi Muhammad kemudian menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Dia memiliki kambing dan menjadi pengembala kambing.
Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim. Pada saat ia berusia 35 tahun, pada saat banjir di kota Mekah, ia tidak suka suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan orang-orang yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain orang-orangnya menyembah berhala, orang-orang Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad menghabiskan banyak waktu degan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan Mekkah.
Ketika Nabi Muhammad berumur 40 tahun, ia dikunjungi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu, ia mengajar ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekat yang dikenal sebagai “as-Sabiqun al-Awwalun (yang pertama masuk Islam)” dan kemudian secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, setelah turun wahyu al quran surat al Hijr ayat 94.
Di tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. peristiwa ini dinamakan Hijrah. Sejak itu dimulai kalender Islam atau kalender Hijriyah.
Warga Mekkah dan Madinah berjuang dengan Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik meskipun ada di antara umat Islam yang tewas. Muslim akhirnya menjadi lebih kuat, dan menaklukkan kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah kendali Islam.

Perkembangan Agama Islam Di Dunia

Dalam sejarah umum Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Abbasiyah, Bani Umayyah, dan Kekaisaran Utsmaniyah dapat dikatakan untuk menghubungkan daya dari empat khalifah pertama Islam setelah Khulafaur Rasyidin.
Indonesia telah mengenal Islam sejak abad pertama 7 masehi atau Hijriyah, meskipun frekuensinya tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang-pedangang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk berhenti untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih baik, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung hingga beberapa abad kemudian.

Khulafaur Rasyidin

  • 632 – Wafatnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah. Usamah bin Zaid memimpin penyerbuan ke Syria. Perang melawan orang yang murtad, yaitu Bani Tamim dan al-Kadzab Musailamah. Dan
  • 633 M – Mulailah pengumpulan Al Quran.
  • 636 M – Perang di tentara Romawi sehingga Ajnadin atas Suriah, Mesopotamia, dan Palestina bisa ditaklukkan. Penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
  • 661 M – Ali bin Abi Thalib meninggal karena dibunuh. Pemerintah Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (cucu dari Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Muslim (umat muslim) menggantikan Ali bin Abi Thalib.
  • 661 M – Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, dua kelompok besar, yaitu kekuatan Islam pasukan Hasan Khalifah di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damaskus siap untuk memulai pertempuran besar.
    Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian menawarkan rencana perdamaian untuk Khalifah Hasan kemudian dengan mempertimbangan persatuan Umat Muslim, rencana perdamaian diterima dengan persyaratan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. disampaikan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah.
    Tahun itu dikenal sebagai Tahun Perdamaian / Unity (Aam Jamaah) dalam sejarah umat Islam. Sejak saat itu Muslim Khalifah Muawiyah diikuti oleh sistem yang merupakan kerajaan Islam pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) dilakukan untuk generasi (Daulah Umayyah) dari Umayyah Daulah kemudian terus kerajaan Islam yang selanjutnya disebut yaitu pergantian pemimpin.

Kerajaan Bani Ummaiyyah

  • 661 M – Muawiyah menjadi khalifah dan mendirikan sebuah Kerajaan Bani Ummaiyyah.
  • 669 M – Mempersiapkan peperangan untuk melawan Konstantinopel
  • 677 M – Melakukan penyerangan peperangan Konstantinopel yang pertama kali tetapi masih gagal.
  • 679 M – Melakukan penyerangan peperangan Konstantinopel yang kedua tetapi gagal karena Muawiyah meninggal pada tahun 680.
  • 700 M – Tentara muslim melawan Afrika Utara dari kaum Barbar .
  • 717 M – Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
  • 725 M – Tentara muslim melawan Nimes di Perancis.
  • 749 M – Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
  • 750 M – Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Dan runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.

Kerajaan Bani Abbasiyyah

  • 752 M – Berdirinya sebuah Kerajaan Bani Abbasiyyah.
  • 763 M – Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
  • 809 M – Wafatnya Harun ar-Rasyid. Al-Amin dan diangkat menjadi khalifah.
  • 814 M – Terjadinya perang saudara antara Al-Amin dan Al-Ma’mun. Al-Amin yang terbunuh dan Al-Ma’mun yang menjadi khalifah.
  • 1055 M – Penyerangan tentara Turki terhadapa Baghdad..
  • 1091 M – Berakhirnya pemerintahan islam di Sicilia karena penyerangan Bangsa Norman.
  • 1095 M- 1099 M – Dimulai pertama kalinya perang Salib dan Tentara Salib mengalahkan Baitul Maqdis. Dan mereka membunuh semua penduduknya.
  • 1144 M – Nuruddin Zengi mengalahkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlaku.
  • 1187 M – Salahuddin Al-Ayubbi mengalahkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlaku.
  • 1258 M – Pasukan Mongol melakukan penyerangan dan menghancurkan Baghdad. Ribuan penduduk Baghdad terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Berakhirnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
  • 1260 M – Kebangkitan Umat Muslim (islam). Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan sebuah pertahanan Umat Muslim yang ke 3 terakhir setelah Makkah & Madinah) dari pimpinan SultanSaifuddin Muzaffar Al-Qutuz yang mengalahkan pasukan Mongol di dalam sebuah peperangan di Ain Jalut.

Kerajaan Turki Utsmani

  • 1299 M – Sebuah pemerintahan yang kecil di Turki di bawah Turki Seljuk didirikan di barat Anatolia.
  • 1301 M – Osman I menyatakan bahwa dirinya sebagai seorang sultan. Dan berdirinya Kerajaan Turki Usmani.
  • 1402 M – Timurlane, Raja Tartar (Mongol) menghabiskan tentera Uthmaniyyah di Ankara.
  • 1451 M – Sultan Muhammad al-Fatih menjadi seorang pemimpin pemerintah.
  • 1687 M – Wafatnya Sultan Muhammad IV.
  • 1804 M – Kebangkitan dan pemberontakan bangsa Serbia yang pertama.
  • 1815 M – Kebangkitan dan pemberontakan bangsa Serbia kedua.
  • 1826 M – Kekalahan tentera laut Uthmaniyyah di Navarino. Dan pembunuhan secara massal tentara elit Janissari.
  • 1830 M – Kemerdekaan Greece dan berakhirnya peperangan.
  • 1853 M – Awal Perang Crimea.
  • 1856 M – Berakhirnya Perang Crimea.
  • 1912 M dan 1913 M – Perang Balkan pertama dan Perang Balkan kedua
  • 1924 M – Khalifah dihapus.Dan berakhirnya sebuah pemerintahan Kerajaan Turki Utsmani.
Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain.
Tokoh penyebar agama islam di Indonesia adalah walisongo antara lain,
  1. Sunan Ampel
  2. Sunan Bonang
  3. Sunan Muria
  4. Sunan Gunung Jati
  5. Sunan Kalijaga
  6. Sunan Giri
  7. Sunan Kudus
  8. Sunan Drajat
  9. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Perkembangan Islam Dunia

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : ,

Perlawanan Kaum Santri, 25 Pebruari 1944

“I HAVE nothing to offer but blood, toil, tears, and sweat.” Itulah “kata-kata bersejarah” yang diucapkan Winston Churchill pada tanggal 13 Mei 1940, tiga hari setelah dia diangkat menjadi perdana menteri Inggris. Kata-kata itu ternyata memberi spirit yang luar biasa kepada para pejuang Inggris untuk memenangkan Perang Dunia ke-2.
Empat tahun kemudian, di tempat nun jauh di Timur, di mana jam menunjuk angka enam jam lebih cepat, “kata-kata bersejarah” itu menjadi fakta sejarah. Pada tanggal 25 Februari 1944, yang jatuh pada hari Jumat, di sebuah kampung di daerah Singaparna, Tasikmalaya, terjadi sebuah peristiwa heroik. Ratusan santri terlibat dalam pertempuran dan perkelahian jarak dekat. Namun, dua kekuatan itu jelas tidak seimbang. Senapan mesin, pistol, dan granat pasukan Jepang (meskipun personelnya adalah bangsa kita juga) berhadapan dengan pasukan K.H. Zaenal Mustofa yang hanya bersenjatakan bambu runcing, pedang bambu, dan batu. Hanya dalam waktu sekitar satu setengah jam saja, pertempuran itu berakhir tragis.
Para santri yang gugur dalam pertempuran berjumlah 86 orang. Meninggal di Singaparna karena disiksa sebanyak 4 orang. Meninggal di penjara Tasikmalaya karena disiksa sebanyak 2 orang. Hilang tak tentu rimbanya (kemungkinan besar dibunuh tentara Jepang), termasuk K.H. Zaenal Mustofa, sebanyak 23 orang. Meninggal di Penjara Sukamiskin Bandung sebanyak 38 orang, dan yang mengalami cacat (kehilangan mata atau ingatan) sebanyak 10 orang. Para santri ini tidak memiliki apa-apa untuk memperjuangkan kemerdekaan negeri ini, kecuali darah, kerja keras, air mata, dan keringat, seperti kata Winston Churchill di atas.
Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, pemerintah mengangkat K.H. Zaenal Mustofa sebagai pahlawan nasional dengan SK Presiden No. 064/TK/1972.

Makna 

PERISTIWA heroik dan tragis itu telah berlalu enam dasawarsa lebih. Apakah gunanya mengungkit-ungkit kembali peristiwa yang menyedihkan itu?
Manakala sebuah kisah sejarah ditampilkan kembali, tentu bukan sekadar untuk mengenang sesuatu yang sudah lewat, atau mengenang gugurnya para pahlawan. Sejarah berfungsi edukatif, agar manusia sekarang mau belajar dari masa lalu, meneladani apa yang baik, meninggalkan yang tidak baik, memetik hikmah suatu peristiwa, menghargai jasa mereka yang berjuang tanpa pamrih, belajar dari kegagalan, kekalahan, dan mencintai negeri.
Kalau saja kita tahu, bagaimana kemerdekaan negeri ini diperjuangkan, sudah bisa diprediksi bahwa paling tidak kita akan memiliki rasa cinta tanah air, memiliki jiwa patriotis sehingga kita tidak akan meruntuhkan negeri yang sudah dibangun selama 63 tahun ini, dengan cara menggerogotinya beramai-ramai.
Salah satu peristiwa heroik yang perlu kita ketahui adalah usaha para santri pimpinan K.H. Zaenal Mustofa melawan fasisme Jepang, yang terjadi pada tanggal 25 Februari 1944 itu. Mungkin sudah banyak yang mengetahui kisah ini, namun tidak ada salahnya untuk ditampilkan kembali.

Santri Sukamanah

K.H. ZAENAL MUSTOFA yang dilahirkan pada tahun 1899 di Kampung Bageur, Desa Cimerah (sekarang bernama Desa Sukarapih), Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, sejak tahun 1927 mendirikan Pesantren Sukamanah. Kiai yang menjadi wakil ketua NU Kabupaten Tasikmalaya ini, dalam setiap dakwahnya, selalu menyerang kebijakan-kebijakan politik kolonial Belanda dengan kata-kata yang pedas. Oleh karena mata-mata penjajah ada di mana-mana, akibatnya, kiai yang telah belajar di berbagai pesantren selama 17 tahun ini sering mendapat peringatan. Kadang-kadang pidatonya dilarang untuk dilanjutkan, apabila ia tengah mengupas kekejaman serta kepalsuan politik kolonial Belanda.
Tanggal 17 November 1941, K.H. Zaenal Mustofa, bersama Kiai Rukhiyat (dari Pesantren Cipasung), Haji Syirod, dan Hambali Syafei ditangkap Belanda dengan tuduhan telah menghasut rakyat, untuk memberontak terhadap pemerintah Hindia Belanda. Mereka dipenjarakan di Tasikmalaya selama satu hari, kemudian dipindahkan ke penjara Sukamiskin di Bandung.
Setelah dibebaskan, K.H. Zaenal Mustofa tidak berubah. Kembali ia berdakwah yang isinya jelas-jelas menentang penjajah. Pada akhir bulan Februari 1942, ia dan Kiai Rukhiyat kembali ditangkap dan ditahan di penjara Ciamis. Kedua ulama ini menghadapi tuduhan yang sama dengan penangkapannya yang pertama.
Pada tanggal 8 Maret 1942 kekuasaan Hindia Belanda berakhir dan Indonesia diduduki Pemerintah Militer Jepang. Oleh penjajah yang baru ini, K.H. Zaenal Mustofa dibebaskan dari penjara, dengan harapan ia akan mau membantu Jepang dalam mewujudkan ambisi fasisnya, yaitu menciptakan Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Akan tetapi, apa yang menjadi harapan Jepang tidak pernah terwujud, karena K.H Zaenal Mustofa dengan tegas menolak. Bahkan kepada para santrinya, ia memperingatkan bahwa fasisme Jepang itu lebih berbahaya dari imperialisme Belanda.
Suatu ketika, semua alim ulama Singaparna harus berkumpul di alun-alun dan semua diwajibkan menghormat (seikerei) ke arah Tokyo. Di bawah todongan senjata, semua ulama terpaksa melakukan perintah itu, hanya K.H. Zaenal Mustofa yang tetap membangkang. Bahkan, ia berkata kepada Kiai Rukhiyat yang hadir pada waktu itu bahwa perbuatan tersebut musyrik. Kepada para santri dan pengikutnya, ia juga mengatakan, lebih baik mati ketimbang menuruti perintah Jepang.
Tindakan pemerintah pendudukan Jepang yang juga sangat memberatkan rakyat adalah, penerapan politik beras atau kewajiban menyerahkan beras kepada Jepang yang sangat merugikan rakyat. Rakyat kelaparan. Bahkan banyak yang menderita busung lapar. Selain itu, banyak kaum wanita ditipu. Mereka dijanjikan akan disekolahkan di Tokyo sehingga banyak yang mendaftarkan diri, ternyata mereka dikirim ke daerah-daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya dan dijadikan sebagai wanita penghibur tentara-tentara Jepang (jugun ianfu).
Akhirnya, K.H. Zaenal Mustofa memutuskan untuk melakukan perlawanan terbuka terhadap kekejaman fasisme Jepang. Bersama para santrinya ia merencanakan suatu gerakan yang akan dilakukan pada tanggal 25 Februari 1944 (1 Maulud 1363 H). Mula-mula ia akan menculik para pembesar Jepang di Tasikmalaya, kemudian melakukan sabotase, memutuskan kawat-kawat telefon sehingga militer Jepang tidak dapat berkomunikasi, dan terakhir, membebaskan tahanan-tahanan politik.
Untuk melaksanakan rencana ini, K.H. Zaenal Mustofa meminta para santrinya mempersiapkan persenjataan berupa bambu runcing dan golok yang terbuat dari bambu, serta berlatih pencak silat. Kiai juga memberikan latihan spiritual (tarekat) seperti mengurangi makan, tidur, dan membaca wirid-wirid untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Persiapan para santri ini tercium Jepang. Segera mereka mengirim camat Singaparna disertai 11 orang staf dan dikawal oleh beberapa anggota polisi untuk melakukan penangkapan. Usaha ini tidak berhasil. Mereka malah ditahan di rumah K.H. Zaenal Mustofa. Keesokan harinya, pukul 8 pagi tanggal 25 Februari 1944, mereka dilepaskan.
Tiba-tiba, sekitar pukul 13.00, datang empat orang opsir Jepang meminta agar K.H. Zaenal Mustofa menghadap pemerintah Jepang di Tasikmalaya. Perintah tersebut ditolak tegas sehingga terjadilah keributan. Hasilnya, keempat opsir itu tewas dan salah seorang santri yang bernama Nur menjadi korban, karena terkena tembakan salah seorang opsir Jepang tersebut. Setelah kejadian tersebut, sore harinya sekitar pukul 16.00 datang beberapa buah truk mendekati garis depan pertahanan Sukamanah. Suara takbir mulai terdengar, pasukan Sukamanah sangat terkejut, setelah tampak dengan jelas bahwa yang berhadapan dengan mereka adalah bangsa sendiri. Rupanya Jepang telah mempergunakan taktik adu domba. Maka terjadilah apa yang dikisahkan pada awal tulisan ini.
Perlu dijelaskan pula bahwa sehari setelah peristiwa itu, antara 700-900 orang ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara di Tasikmalaya. Yang sangat penting adalah instruksi rahasia dari K.H. Zaenal Mustofa kepada para santri dan seluruh pengikutnya yang ditahan, yaitu agar tidak mengaku terlibat dalam pertempuran melawan Jepang, termasuk dalam kematian para opsir Jepang, dan pertanggungjawaban tentang pemberontakan Sukamanah dipikul sepenuhnya oleh K.H. Zaenal Mustofa.
Akibatnya memang berat. Sebanyak 23 orang yang dianggap bersalah, termasuk K.H. Zaenal Mustofa, dibawa ke Jakarta untuk diadili. Namun mereka hilang tak tentu rimbanya. Kemungkinan besar mereka dibunuh. Korban lainnya, seperti telah disebutkan di atas dan sekitar 600-an orang dilepas, karena dianggap tidak terlibat.

Penutup

DENGAN membaca kisah ringkas perlawanan para santri dari Pesantren Sukamanah pimpinan K.H. Zaenal Mustofa di atas, setidaknya kita bisa melakukan refleksi sejenak. Sesungguhnya para pahlawan itu adalah mereka yang berjuang tanpa pamrih, siap berkorban dengan nyawanya sekali pun. Tentu saja, mereka tidak pernah terpikir untuk mendapat gelar pahlawan nasional. Masih banyak peristiwa heroik dari para pahlawan kita dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.
Sementara itu, kita, anak cucunya tinggal enaknya menerima warisan. Sebuah negara yang sudah merdeka. Masalahnya adalah, apakah pengorbanan mereka, keikhlasan mereka, harus dikorbankan oleh kita, dengan cara menggerogoti negeri ini perlahan-lahan, dengan segala kerakusan dan keserakahan hingga hancur sehancur-hancurnya. Marilah kita sadar sebelum semuanya terlambat. 

*** (sumber, Guru Besar Ilmu Sejarah Unpad, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat, dan Ketua Pusat Kebudayaan Sunda Fak. Sastra Unpad.)

Santri Indonesia

Posted by : Unknown 0 Comments
Tag : , ,

- Copyright © Fauzan Khan - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -