Indonesia Minta di Jajah
Dalam sebuah seminar beberapa tahun yang lalu Gus Dur mengungkapkan bahwa Belanda bukan sebuah negara yang besar, tidak punya modal, tidak punya pemikir-pemikir ulung, jadi mereka tidak memberikan apa-apa kepada kita, malah merampok kita habis-habisan. Dalam sebuah seminar beberapa tahun yang lalu Gus Dur mengungkapkan bahwa Belanda bukan sebuah negara yang besar, tidak punya modal, tidak punya pemikir-pemikir ulung, jadi mereka tidak memberikan apa-apa kepada kita, malah merampok kita habis-habisan.
Lain dengan India yang dijajah Inggris, atau Filipina yang dijajah Amerika. Negara-negara penjajah yang itu punya sesuatu yang diberikan kepada negara-negara yang dijajah, misalnya saja tentang sistim hukum yang lebih teratur, dsb.
Nah, lalu ada pemikiran gila, supaya Inggris dan Amerika memberikan sesuatu kepada kita.
Bagaimana caranya?
Kita nyatakan perang melawan Inggris dan Amerika!
Lho, kenapa begitu?
Logikanya kita kan pasti kalah, jadi kita akan dijajah lagi oleh Amerikan dan Inggris.
Masalahnya sekarang, bukannya kalau kita kalah.
Masalahnya adalah, bagaimana kalau Indonesia yang menang ???
Kaum Almarhum
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
"Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi." Katanya.
Humor Gusdur : Presiden Nyeleneh
Gus Dur selalu dianggap aneh dan berbeda dengan orang lain. Anggapan ini juga dirasakan oleh mantan Menteri Pertahanan Mahfud MD. Dia juga merasa heran kenapa justru dirinya yang saat itu dosen di UII Yogyakarta menjadi Menhan.
“Saya heran kok saya dijadikan Menhan. Gus Dur memang nyleneh. Kalau nggak nyleneh nggak mungkin memilih saya menjadi Menhan,” aku Mahfud disambut geer audien dalam satu forum talkshow di televisi swasta nasional.
Mahfud juga pernah mengaku akan mundur dari posisi menteri. “Saat itu saya dapat hujatan yang luar biasa. Belum-belum kok sudah dapat kritikan luar biasa. Saya ketemu teman-teman di Yogya. Dalam suatu rapat, saya tegaskan bahwa saya akan mundur dari menteri. Eh, tidak berselang beberapa menit, Gus Dur telepon: ‘Pak Mahfud jangan mundur.”
“Yah, begitulah Gus Dur. Aneh, tapi juga luar biasa,” kenang Mahfud MD.
Humor Gus Dur : Orang NU Gila
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU. “Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Humor Gusdur : Tak Punya Latar Belakang Presiden
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah satu televisi swasta. “Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan,” ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. “Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden kok,” ujar Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik. “Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan,” kelakar Mahfud.
Humor Gusdur : Airport Abdurrahman Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun silam, ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang.
Waktu itu Gus Dur bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka pun disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika romobongan sudah berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara, petugas Banser melapor pada poskonya melalui handy talky.
“Halo, halo, rojer,” kata Mas Banser. “Lapor: Abdurahman Saleh sudah mendarat di airport Abdurrahman Wahid!”
Yah, kebalik.
Humor Gusdur : Buto Cakil Pembayar Demonstran?
Punakawan selalu digambarkan sebagai kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua, misalnya Buto Cakil. Punakawan sering diculik, dibawa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas. Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab saat ini masih banyak istana, ada yang di Cendana, ada yang di sana, pokoknya di mana-mana.
“Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite politik) itu kalau berantem caranya yang cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga perlu tahu. Bukan begitu, Gus?”
“Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu siapa demonstrannya,” jawab Gus Dur.
“Ya sebelum tahu demonstrannya, harus tahu dulu siapa yang membayari.”